SENTANI, lpplrku.jayapurakab.go.id – Takmir Masjid Agung Al-Aqsha Sentani bersiap menyambut tamu-tamu Allah dari berbagai penjuru Nusantara yang datang ke Kabupaten Jayapura dalam rangka ikut menghadiri pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Wilayah Adat Tabi, Provinsi Papua pada 24-30 Oktober 2022 mendatang.
Seperti diketahui Kabupaten Jayapura sebagai tuan rumah pelaksanaan KMAN VI yang dirangkai dengan kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kebangkitan Masyarakat Adat (KMA) ke-IX dan Festival Danau Sentani (FDS) Tahun 2022.
Adapun peserta yang datang dari berbagai penjuru Nusantara itu mayoritas beragama Islam, sehingga keberadaan masjid sebagai sarana beribadah menjadi salah satu kebutuhan para peserta kongres masyarakat adat tersebut.
Ketua Takmir Masjid Agung Al-Aqsha Sentani, Nurdin Syanmas mengatakan, pihak pengurus sangat antusias menyambut saudara-saudaranya umat Muslim yang akan datang ke Bumi Khenambay Umbay.
Menurut Nurdin, saat-saat seperti inilah, yang menjadi momen yang tepat untuk menunjukkan bagaimana kehidupan beragama dan toleransi beragama berlangsung dengan sangat baik di Tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura.
“Kami dari pihak Takmir Masjid Agung Al-Aqsha sangat siap dan mendukung apa yang merupakan program dari panitia penyelenggara termasuk persiapan pelaksanaan ibadah bagi saudara-saudara kita beragama Islam yang datang datang saat pelaksanaan kongres masyarakat adat tersebut,” ungkap Nurdin Syanmas, ketika menjawab pertanyaan wartawan media online ini, di Cafe Panglima, Halaman Masjid Agung Al-Aqsha, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, kemarin malam.
Masjid Agung Al-Aqsha Sentani saat ini belum sepenuhnya rampung dikerjakan, namun itu tidak akan menghalangi khusuknya ibadah kaum Muslimin. Karena secara fisik pembangunan telah ramping 90 persen dan tinggal menyisakan pekerjaan finishing seperti pengecatan dan juga perawatan.
“Selama kegiatan kongres itu berlangsung, kami sangat mendukung. Bahkan kami juga sangat berterima kasih sekali, dengan ditetapkannya Kabupaten Jayapura sebagai tuan rumah pelaksanaan kongres masyarakat adat tersebut,” ujarnya.
“Karena dari awal kami sangat berkeinginan sekali Kota Sentani sebagai ibukota Kabupaten Jayapura yang merupakan pintu masuk ke Papua ini kita bisa tunjukan kebersamaan kita antara lain adanya rumah ibadah masjid yang berdampingan dengan gereja untuk tunjukkan ke tokoh-tokoh adat yang hadir saat itu, bahwa inilah wajah Papua yang sebenarnya,” ucap Nurdin menambahkan.
Takmir Masjid Agung Al-Aqsha Sentani juga memperbolehkan, jika ada jamaah dari luar Papua atau Kabupaten Jayapura yang ingin melihat-lihat Kota Sentani dari ketinggian masjid, dipersilahkan memanfaatkan bagian atas (lantai dua) masjid.
Namun, sayangnya menara masjid belum bisa digunakan. Karena tangga akses menuju ke puncak menara sampai saat ini belum selesai dikerjakan, sehingga belum bisa dapat dimanfaatkan untuk melihat-lihat keindahan Kota Sentani dari ketinggian menara masjid tersebut.