SENTANI, lpplrku.jayapurakab.go.id – Masalah kemiskinan ekstrim dan stunting yang terjadi di Kabupaten Jayapura terus dilakukan penanganan secara komprehensif melalui OPD di lingkungan Pemkab Jayapura maupun instansi terkait. Sehingga dalam penanganan masalah kemiskinan ekstrim dan stunting harus menjadi perhatian serius semua pihak, hal itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayapura, Parson Horota saat diwawancara, Kamis (23/11/2023).
Parson mengungkapkan, untuk program penurunan angka stunting di Kabupaten Jayapura menjadi prioritas utama dalam mendukung program nasional dilakukan secara totalitas dengan adanya kerjasama semua OPD di Pemkab Jayapura dengan membuat Tupoksi masing-masing OPD, hingga tingkat kampung dan bahkan organisasi lainnya.
“Penanganan prevalensi angka stunting memang kita sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan saat ini sudah ada di angka sekira 17 persen dari target di bawah 14 persen secara target nasional di tahun 2024. Sehingga dengan sisa waktu ini penurunan angka stunting di Kabupaten Jayapura optimis bisa dilakukan penurunan secara maksimal dan semua pihak dibutuhkan komitmen serta kerjasamanya,” paparnya.
Sementara itu, untuk penanganan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Jayapura dilakukan dengan cara pengendalian inflasi di Kabupaten Jayapura apabila terjadi inflasi maka pendapatan masyarakat menurun, dan daya beli kurang maka pasti dibarengi dengan kemiskinan, maka langkahnya menjaga standar harga barang biar terjamin oleh masyarakat.
“Melakukan koordinasi dengan OPD teknis untuk menjaga kestabilan harga barang di Kabupaten Jayapura. Sekaligus adanya kebijakan dari Pj Bupati Jayapura bersama dengan instansi lain untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di masyarakat,” ucapnya.
Parson berharap, melalui OPD terkait seperti Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Ketahanan Pangan, mampu melakukan menanam sejumlah komoditas yang dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat dan menjaga kestabilan harga, serta memberikan bantuan kepada warga yang masuk dalam kategori miskin ekstrim.