Timothius Demetouw Sebut Presiden Usul Pembukaan KMAN Dipindahkan ke Stadion LE

Adat Berita Daerah Pariwisata

Suasana pertemuan dengan KSP. Insert: Ketua Panitia Lokal KMAN VI yang juga Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura Timothius J. Demetouw

SENTANI, lpplrku.jayapurakab.go.id – Ketua Panitia Lokal Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI Wilayah Kabupaten Jayapura, Timothius J. Demetouw mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan agar pembukaan KMAN VI Tahun 2022 di Wilayah Adat Tabi, Papua bisa menggunakan Stadion Lukas Enembe, di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura pada 24 Oktober 2022 mendatang.

“Itu memang merupakan usul dari pak presiden dengan melihat, bahwa tempat di Istora Papua Bangkit atau Stadion Lukas Enembe memiliki kapasitas yang memadai dan juga sangat representatif. Serta, mungkin sangat lebih baik kalau digunakan di sana,” ujar Timothius Demetouw ketika menjawab pertanyaan wartawan media online, Rabu, 7 September 2022, di Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura.

Usulan pembukaan KMAN VI Tahun 2022 di Kompleks Stadion Utama Lukas Enembe, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura itu terungkap saat pihak KSP melakukan pertemuan dengan Panitia Lokal KMAN VI Tahun 2022 Wilayah Kabupaten Jayapura, di Sekretariat KMAN VI, di Tribun Barat Stadion Barnabas Youwe, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, baru-baru ini.

Adapun Panitia Lokal KMAN VI, kata dia, sempat memikirkan pilihan lokasi pembukaan kongres adat itu di Stadion Utama Lukas Enembe. Namun dengan berbagai pertimbangan daripada proses perizinan dari Pemprov Papua yang membutuhkan waktu.

“Maka itu, kami melakukan koordinasi dengan Ketua Umum Panitia KMAN VI yang juga Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw,” katanya.

“Dengan demikian, memutuskan pilihan pada Stadion Barnabas Youwe sebagai lokasi pembukaan KMAN VI dan Pemda Kabupaten Jayapura pun ikut memberikan dukungan. Sehingga kami dari panitia memilih untuk menggunakan Stadion Barnabas Youwe,” tambah pria yang juga Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Jayapura tersebut.

Dalam pelaksanaan KMAN VI, Timothius Demetouw menjelaskan, pihaknya menargetkan jumlah peserta kongres adat itu berjumlah sekitar 5.400 orang. Sementara para peninjau dan tamu undangan lainnya itu kurang lebih mencapai 10.000 orang.

“Kita tahu kapasitas di Stadion Lukas Enembe itu bisa menampung sekitar 80.000-an orang, sehingga kalau jumlah tamu undangan dan peninjau hanya 10.000-an orang, itu kita umpamakan bagaikan pulau kecil di lautan luas,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya perlu melakukan pendekatan kembali dengan melihat kondisi yang ada, sesungguhnya rencana awal pihaknya itu menggunakan Istora Papua Bangkit dengan melihat kapasitas yang ada saat itu.

“Jadi, di Istora Papua Bangkit itu daya tampungnya kurang lebih mencapai 5.000 orang. Tetapi, melihat kondisi itu kami rasa dengan jumlah peserta dan juga peninjau, serta tamu undangan itu tidak bisa menampung hingga 10.000. Oleh sebab itu, kami melihat di Stadion Barnabas Youwe, baik tribun timur dan barat itu masing-masing bisa menampung 7.000 orang dan kalau ditotalkan berjumlah 14 ribu orang yang bisa ditampung di SBY,” katanya.

“Jadi, kalau jumlah total 14 ribu itu jauh lebih baik dibandingkan dengan yang ada di Istora Papua Bangkit yang hanya menampung sebatas 5 ribuan orang saja.

Usul Presiden Jokowi terkait lokasi pembukaan KMAN VI di Stadion Lukas Enembe, Timothius menyampaikan, bahwa pihaknya melihat lokasi itu sangat luas sekali. Sementara, para peserta, peninjau dan tamu undangan itu sekitar 10.000 lebih. Jika hanya 10.000-an berarti daya tampung di Stadion Lukas Enembe yang capai 80 ribuan itu, menurutnya bagaikan pulau kecil di lautan luas.

“Hal ini nantinya tetap kami pertimbangkan kembali. Kemudian, kami juga belum bisa langsung ambil keputusan terkait usulan presiden tersebut, apakah tetap di SBY atau pindah ke Stadion Lukas Enembe. Maka itu, kami akan lakukan diskusi kembali dengan bapa ketua umum dan panitia tingkat nasional. Sehingga apapun yang terjadi saat ini dalam usulan perubahan seperti ini, kami yang hanya panitia lokal perlu bicarakan atau konsultasikan dengan panitia nasional,” pungkas mantan Kepala Balitbangda Kabupaten Jayapura tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *