SENTANI, lpplrku.jayapurakab.go.id – Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mencatat prestasi dengan berhasilnya melakukan uji coba dan memberikan pelayanan sandar dan bongkar muat perdana sebuah kapal kontainer dengan ukuran besar yang berbobot 3.901 DWT di Pelabuhan Depapre, Distrik Depapepe, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (27/1/2021).
Menurut Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Keamanan dan Kemaritiman, Buyung Lalana, SE, dengan hadirnya sebuah kapal kontainer dengan bobot 3.901 DWT yaitu KM. Logistik Nusantara 2 telah berhasil masuk dan sandar di Pelabuhan Depapre dan menjadi peristiwa sejarah di Tanah Tabi khususnya Kabupaten Jayapura Provinsi Papua yang melakukan bongkar muat dengan kemampuan kapasitas daya angkut kontainer sampai 149,00 Teus serta menurunkan sebanyak 18 unit Petikemas atau kontainer Tol Laut.
“Hari ini merupakan hari yang sangat penting dalam sejarah Maritim Indonesia, karena telah hadir sebuah kapal dengan melintasi dari selatan Papua sampa ke utara Papua dan begitupun sebaliknya. Yang mana, merupakan bagian program strategis Nasional dari bapak Presiden Jokowi yaitu Tol Laut dengan trayek baru dengan tujuan konektivitas bagi wilayah Papua dan juga turunnya disparitas harga bagi masyarakat di wilayah-wilayah tertinggal, terdepan, terluar dan perbatasan (3TP),” ujar Buyung.
Kegiatan penyandaran perdana kapal kontainer tersebut disambut oleh Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, Staf Ahli Multi Moda Transportasi Kementerian Perhubungan RI Cris Kuntadi, Kepala KSOP Kelas II Jayapura Taher Laitupa, Kepala Kantor Distrik Navigasi Kelas I Jayapura Budi Setiawan, Sekda Kabupaten Jayapura Hana Hikoyabi, Danlanud Silas Papare Kolonel Pnb. Budhi Achmadi, Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon, Dewan Otoritas Ondoafi/Masyarakat Adat Nauyoserai Tanah Merah serta para pejabat lainnya di Kabupaten Jayapura.
Menurut Buyung Lalana, sejak informasi surplus beras dari hasil pertanian Kelompok Tani Merauke yang mencapai 200 ribu ton pada analisa bulan Juli 2020 lalu dan juga komoditas lainnya di Kabupaten Jayapura seperti hasil pertanian kelapa sawit maupun perikanan, maka Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan terus berkonsentrasi untuk dapat mendistribusikan hasil pertanian yaitu beras ke seluruh wilayah Indonesia agar terjadi keseimbangan dalam ketahanan pangan dan juga permintaan atau penawaran sesuai kebutuhan pasar.
“Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus bersama Kementerian/Lembaga lainnya bersinergi dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder perhubungan, menyatakan pemikiran dan juga langkah dalam pelaksanaan distribusi tersebut melalui program strategis Nasional yaitu Tol Laut, termasuk dengan para operator agar implementasi program tersebut mencapai hasil dan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat Indonesia khususnya Papua,” kata Buyung.
Buyung juga berharap ke depan, kehadiran KM. Logistik Nusantara 2 yang singgah di Pelabuhan Depapre dapat terus mengkonektivitaskan pemanfaatan jembatan udara atau penerbangan perintis, subsidi angkutan darat melalui Perum Damri, yang ke depannya diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan percepatan ekonomi Nasional.
“Kementerian Perhubungan berharap dengan hadirnya kapal berukuran besar yang sandar atau singgah di Pelabuhan Depapre akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat terutama dalam mengurangi disparitas harga atau tingkat kesenjangan kemahalan di Kabupaten Jayapura serta mampu memberi peluang besar bagi banyak pihak termasuk penyerapan tenaga kerja,” kata Buyung.
Buyung juga mengapresiasi Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura khususnya OPD melalui instansi terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan, Dinas PU, KSOP Kelas II Jayapura dan Distrik Navigasi Kelas I Jayapura, yang dalam penyelenggaraan proses perdana T-19 tahun 2021 walau masih dalam suasana pandemi Covid-19 yang melanda dunia maupun negara Indonesia, dapat mampu mengkonsolidasi seluruh komponen dalam penyiapan infrastruktur sarana dan prasarana, pengembangan komoditi daerahnya yang menjadi andalan sebagai muatan berangkat maupun muatan balik pada kontainer serta ruang muat yang tersedia.
“Saya memberi apresiasi yang tinggi dan juga ucapan selamat bagi para operator kapal PT. Pelni, baik Cabang Jayapura termasuk Nahkoda KM. Logistik Nusantara 2 Capt. Wilson Maparipe, KKM beserta kru-nya yang terus melayani daerah-daerah perintisan penyelenggaraan program Tol Laut dan juga perusahaan bongkar muat PT. SBN Jayapura yang mampu mensosialisasikan pelayanan untuk melayani bongkar muat dengan membimbing masyarakat pada layanan aplikasi Sistem Informasi Tol Laut,” ucapnya.
“Kemudian apresiasi dan juga penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dewan Masyarakat Adat Jayapura yang mendukung penyelenggaraan Tol Laut serta pengoperasian Pelabuhan Depapre dengan maksimal,” tukas Buyung Lalana.
Sementara itu di tempat yang sama, Staf Ahli Multi Moda Transportasi Kementerian Perhubungan RI Dr. Ir. Cris Kuntadi menyampaikan, setelah pihaknya mendatangkan kapal kontainer berbobot besar itu tentunya pihaknya sudah membangun dermaga Tol Laut.
“Jadi kalau konsep project, harapannya kita akan terus berjalan sampai masyarakat Papua itu sejahtera. Tadinya Tol Laut itu hanya dari Jawa atau Sulawesi ke Papua dan sekarang kita bangun yang T-19 ini dari Papua ke Papua yakni, dari tempat yang surplus ke tempat yang minus seperti di Merauke itu punya surplus beras, sedangkan di Jayapura itu kan defisit beras,” ujar Cris Kuntadi.
“Sehingga daripada mereka kirim (beras) ke Jawa, kemudian kirim balik lagi ke sini itu kan namanya dua kali kerja, jadi hal itu yang selama ini terjadi. Mengapa seperti itu, karena di sini belum ada dermaga. Nah, sekarang dengan kita selesaikan dermaga ini, maka beras yang dari Merauke itu tidak perlu lagi ke Surabaya. Tapi, dengan adanya Tol Laut ini bisa langsung dari Merauke ke Jayapura sini. Dengan demikian, untuk angkutan yang surplus itu kita sudah coba atasi,” jelas Cris menambahkan.
Lebih jauh Cris Kuntadi mengatakan bahwa untuk kapal kontainer ini ada yang untuk bisnis atau komersil dan ada juga yang subsidi pemerintah seperti Tol Laut ini. “Jadi kalau yang komersil itu adalah kapal itu menitip ada barang di mana, karena barang adanya di (kota) Jayapura maka kapal itu ke Jayapura. Dan, kapal (komersil) itu tidak akan mungkin ke Depapre karena tidak ada barang,” katanya.
Lanjut Cris menyampaikan, pemerintah menyediakan kapal Tol Laut dengan subsidi pemerintah agar ada kapal yang setiap periodenya itu bisa mondar-mandir seperti dari Merauke ke Depapre.
“Jadi kapal kontainer yang rutin ke Depapre ini adalah kapal yang sudah di subsidi pemerintah, sedangkan yang tidak di subsidi pemerintah itu tetap di pelabuhan yang di (kota) Jayapura sana,” paparnya.
Cris Kuntadi juga menyampaikan bahwa dengan keberhasilan penyandaran kapal yang berukuran besar dan rutin sandar di Pelabuhan Depapre, pihaknya berharap masyarakat sudah bisa berpikir produk atau komoditas unggulan daerahnya yang bisa dipasarkan ke daerah lain.
“Misalnya, di sektor peternakan kita punya sapi banyak yang lebih dikembangkan lagi, kemudian apakah di potong di sini atau tidak dipotong langsung dijual ke daerah lain. Kalau memang dipotong di sini, nanti dari pihak PT. Pelni itu akan menyediakan kontainer yang ada pendinginnya. Jadi di sini dipacking lalu masuk ke kontainer pendingin, setelah itu langsung dikirim ke tempat lain,” tukasnya.