SENTANI, lpplrku.jayapurakab.go.id – Gedung Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Jayapura pada April tahun 2023 diresmikan secara langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Drs. Muhammad Syarif Bando.
Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando saat diwawancara usai meresmikan mengungkapkan bahwa peresmian gedung layanan perpustakaan ini adalah mengimplementasikan program Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tentang peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik yang ikut di pendidikan formal maupun non formal, serta masyarakat biasa.
“Namun pada faktanya sampai pada Maret 2024 tidak ada aktivitas layaknya gedung perpustakaan. Gedung yang dibangun menghabiskan anggaran sekitar 10 miliar tidak ada aktivitas perpustakaan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan arsip Kabupaten Jayapura, Alfius Demena saat dikonfirmasi karena tidak adanya aktivitas perpustakaan mengatakan beginilah kondisi bangunan ini, gedung mewah tetapi tidak ada aktivitas, seperti bangunan telanjang,” ucapnya.
Alfius Demena menjelaskan sejak dibangunnya gedung perpustakaan sampai dengan bantuan yang akan segera diterima semua itu dari Perpustakaan Nasional.
“Jadi hal ini penting menjadi perhatian bagi Pemkab Jayapura secepatnya gedung mewah ini dapat difungsikan layaknya perpustakaan,” terangnya.
Kehadiran Perpustakaan ini sangat penting untuk mendukung percepatan dalam hal mengakses buku-buku dan juga buku digital untuk mendukung kualitas pendidikan di Kabupaten Jayapura.
Alfius mengungkapkan, telanjangnya fasilitas gedung mewah ini sudah disampaikan kepada tim TAPD, tetapi sampai saat ini tidak ada anggaran yang diberikan untuk mendukung gedung perpustakaan agar terisi buku-buku dan fasilitas lainnya.
“Saya tidak tahu apa dibahas tim TAPD, sampai tidak menganggarkan fasilitas untuk gedung perpustakaan,” ujarnya.
Alfius sangat menyayangkan hal ini, di mana kita bicara tentang pembangunan, sedangkan anggaran untuk mendukung pembangunan dalam peningkatan kualitas SDM tidak disediakan.
Dari pantauan di lokasi, gedung hanya dipakai untuk pegawai perpustakaan melakukan aktivitas sehari-hari.
“Fasilitas kurang memadai seperti belum adanya perlengkapan kursi dan meja. Koleksi buku yang terbatas, belum ada karpet untuk ruang baca anak-anak,” tambahnya.