Melihat Keseharian Mantan Kadis TPH Kabupaten Jayapura yang Konsisten Bertani

Berita Daerah Perkebunan Pertanian

Mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Jayapura Adolf Yoku, bersama istrinya dan kedua anaknya saat memanen ketimun di kebun miliknya.

SENTANI, lpplrku.jayapurakab.go.id – Post power syndrome kerap menghantui para pensiunan pejabat tinggi. Tapi tidak demikian dengan mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Jayapura ini. Dia adalah Adolf Yoku yang hingga kini tetap produktif.

Usianya tidak lagi muda. Ya 61 tahun. Bahkan, meski pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini, semangatnya tetap bergelora.

Tepat jarum jam menunjukkan angka 15.30 WIT, persis ketika mobil jenis Hilux berwarna putih yang dikendarai oleh mantan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Adolf Yoku tiba di belakang Gereja GKI Jemaat Onomi Felavouw, yang tepat berada di Jalan Raya Sentani, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. Tidak lama kemudian datang sebuah kendaraan roda dua yang dikendarai oleh salah seorang wartawan media online lokal Papua berboncengan dengan jayapurakab.go.id.

Masih seperti saat bertugas sebagai Kepala Dinas, dengan senyum ramah dan penuh keakraban dia mempersilahkan kami yang ingin melihat aktivitas barunya sebagai petani. Sejak purna tugas sebagai PNS awal bulan April 2020, Adolf Yoku memilih mengisi masa pensiunnya untuk berkebun ubi kayu atau singkong, keladi atau talas, pisang, cabai dan ketimun di lahan kosong milik peninggalan orang tuanya di belakang Gereja GKI Jemaat Onomi Felavouw, Jalan Raya Sentani, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.

Sebenarnya, dengan gaji pensiun yang ia peroleh, secara materi dia tidak kekurangan untuk menikmati pensiun dan bersantai di rumah saja, namun Adolf Yoku punya alasan tersendiri kenapa dia menekuni bidang pertanian dan rela berpanas-panasan di kebun.

“Yang pertama itu boleh dibilang untuk menghilangkan rasa jenuh dan rasa bosan di rumah. Jadi tidak berpikir banyak, karena saya inikan punya kompetensi atau spesifikasi khususnya itukan di pertanian. Jadi saya masih punya tanah di sini ya, yang saat ini kita ada berdiri di atas tanah kurang lebih 60×70 atau 5.600 meter persegi. Sehingga ilmu yang saya miliki sebagai seorang ahli pertanian, ya saya gunakan di atas tanah saya sendiri,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *